BAB 1: PENDAHULUAN
Legenda Singkatan
RM: Rumusan Masalah. Digunakan untuk merujuk pada pertanyaan penelitian yang diuraikan di bawah.
LapKeu: Laporan Keuangan. (Digunakan dalam diagram alur di Bab 2).
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Unit Usaha BUMDesa merupakan pilar penting perekonomian, namun menghadapi tantangan signifikan dalam pengelolaan keuangan. Banyak pelaku usaha kesulitan menyusun laporan keuangan yang akurat dan andal, meskipun berbagai program pelatihan akuntansi telah diselenggarakan [1]. Kualitas laporan keuangan yang rendah menghambat kemampuan mereka dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat dan membatasi akses terhadap pembiayaan formal.
Penelitian ini mengidentifikasi adanya kesenjangan antara penyelenggaraan pelatihan dengan adopsi praktik akuntansi di lapangan. Masalahnya mungkin tidak hanya terletak pada kurangnya pelatihan, tetapi pada efektivitas desain pelatihan, faktor internal pelaku usaha, atau hambatan eksternal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pelatihan secara komprehensif dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan adopsi akuntansi pasca-pelatihan.
Rumusan Masalah
- Bagaimana dampak pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan akuntansi?
- Bagaimana dampak pelatihan terhadap perubahan perilaku dalam pencatatan dan pelaporan keuangan?
- Bagaimana dampak pelatihan terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis?
- Bagaimana dampak pelatihan terhadap akses pembiayaan dan keberlanjutan usaha?
- Faktor internal apa saja yang memengaruhi keberhasilan adopsi praktik akuntansi?
- Faktor kualitas pelatihan apa saja yang memengaruhi keberhasilan adopsi praktik akuntansi?
- Faktor eksternal apa saja yang memengaruhi keberhasilan adopsi praktik akuntansi?
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA & KECERBARUAN
Pendekatan Evaluasi Terintegrasi (Kebaruan Penelitian)
Penelitian ini menawarkan kebaruan (state of the art) dengan mengintegrasikan dua model evaluasi: Model Empat Level Kirkpatrick [2] dan Model CIPP (Context, Input, Process, Product) [3]. Pendekatan ini memungkinkan analisis diagnostik yang mendalam. Model Kirkpatrick mengukur *apa* dampaknya (Level 1: Reaksi, Level 2: Pembelajaran, Level 3: Perilaku, Level 4: Hasil), sementara Model CIPP membantu menjelaskan *mengapa* dampak tersebut terjadi (atau tidak terjadi) dengan menganalisis konteks, input, dan proses pelatihan.
Diagram Alur Model Evaluasi Terintegrasi
CIPP (Konteks)
Kebutuhan UMKM, Dukungan Eksternal, Kebijakan
PELATIHAN (Input & Proses)
Kualitas Materi, Kompetensi Pelatih, Metode, Pendampingan
Level 1: Reaksi
Kepuasan Peserta
Level 2: Belajar
Peningkatan Pengetahuan
Level 3: Perilaku
Adopsi Pencatatan
Level 4: Hasil
Kualitas LapKeu, Akses Modal
BAB 3: METODE & PROFIL RESPONDEN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis deskriptif [4]. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur yang disebar kepada pelaku UMKM/Unit Usaha BUMDesa di Mojokerto Raya yang pernah mengikuti pelatihan akuntansi. Pengambilan sampel menggunakan teknik *purposive sampling*. Data yang dianalisis berasal dari 102 responden yang telah mengikuti pelatihan dan mengisi kuesioner secara lengkap.
Profil Responden: Jenis Usaha
Mayoritas responden bergerak di bidang Makanan/Minuman, diikuti oleh Perdagangan.
Profil Responden: Lama Usaha
Sebagian besar usaha responden telah berjalan lebih dari 3 tahun, menunjukkan tingkat kemapanan.
BAB 4: HASIL ANALISIS & PEMBAHASAN
RM 1: Dampak pada Pengetahuan & Keterampilan (Level 1 & 2)
Analisis data kuesioner (Skala 1-5) menunjukkan bahwa pelatihan secara umum dinilai positif (Level 1: Reaksi) dan berhasil meningkatkan pengetahuan serta keterampilan peserta (Level 2: Pembelajaran). Rata-rata skor tertinggi terdapat pada 'Kompetensi Pelatih' (4.52) dan 'Relevansi Materi' (4.20). Namun, 'Durasi Pelatihan' (3.52) dianggap paling kurang optimal, yang bisa menjadi masukan untuk perbaikan desain pelatihan (CIPP: Input).
RM 2: Dampak pada Perilaku Pencatatan (Level 3)
Ini adalah temuan krusial. Meskipun pengetahuan meningkat (Level 2), perubahan perilaku (Level 3) menunjukkan tantangan. Skor rata-rata untuk 'Disiplin mencatat harian' (3.24) dan 'Rutin menyusun laporan bulanan' (2.88) relatif sedang ke rendah. Ini mengindikasikan adanya *gap* antara 'tahu' dan 'melakukan'. Fokus penelitian pada faktor perilaku terkonfirmasi sebagai area yang kritis, di mana pelatihan belum sepenuhnya berhasil mengubah kebiasaan fundamental.
RM 3 & 4: Dampak pada Hasil Bisnis (Level 4)
Dampak pada Level 4 (Hasil) mencerminkan tantangan di Level 3. Skor untuk 'Kualitas Laporan (akurat & lengkap)' (3.04) masih perlu ditingkatkan. Yang paling signifikan, dampak pada 'Akses Pembiayaan' (2.56) mendapatkan skor rata-rata terendah. Ini menunjukkan bahwa kualitas laporan yang ada saat ini belum cukup *bankable*. Namun, peserta merasakan adanya dampak positif pada 'Keberlanjutan Usaha' (3.32) karena pemahaman keuangan yang lebih baik.
RM 5, 6, 7: Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Analisis faktor penentu (kebaruan penelitian) memberikan wawasan diagnostik (CIPP) mengapa adopsi belum optimal. Dari tiga kelompok faktor, 'Kualitas Pelatihan' (terutama 'Pendampingan Berkelanjutan') dan 'Faktor Internal' (terutama 'Motivasi Pribadi') dinilai sebagai pendukung utama. Faktor 'Eksternal' (seperti 'Dukungan Pemerintah' dan 'Komunitas') dinilai memiliki pengaruh yang lebih rendah, menunjukkan perlunya penguatan ekosistem.
Faktor Internal (RM 5)
Faktor Kualitas Pelatihan (RM 6)
Faktor Eksternal (RM 7)
BAB 5: KESIMPULAN & REKOMENDASI
Penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan akuntansi berhasil meningkatkan pengetahuan (Level 2), namun dampak pada perubahan perilaku (Level 3) dan hasil bisnis (Level 4) masih terbatas. Kesenjangan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan pendekatan diagnostik terintegrasi (Kirkpatrick + CIPP), ditemukan bahwa:
- Kebaruan Terpenuhi (Perilaku): Fokus pada perilaku terbukti krusial. Skor 'Rutin menyusun laporan' (2.88) adalah titik terlemah, menunjukkan perlunya intervensi pasca-pelatihan.
- Kebaruan Terpenuhi (Diagnostik): Keberhasilan sangat dipengaruhi oleh 'Motivasi Pribadi' (4.56) dan kebutuhan akan 'Pendampingan Berkelanjutan' (4.72). Desain pelatihan (Input/Process) harus berfokus pada pendampingan, tidak hanya materi.
- Kebaruan Terpenuhi (Digital): Adopsi 'Aplikasi Digital' (4.04) dinilai sebagai faktor eksternal penting yang mempermudah penerapan, mengkonfirmasi relevansi konteks digital.
Rekomendasi (Rencana Tindak Lanjut)
Rekomendasi utama adalah menggeser fokus pelatihan dari sekadar penyampaian materi (Level 2) menjadi program pendampingan intensif yang berfokus pada perubahan kebiasaan (Level 3) dan pemanfaatan aplikasi digital. Kemitraan dengan komunitas dan pemerintah (Faktor Eksternal) perlu diperkuat untuk menciptakan ekosistem pendukung.
DAFTAR PUSTAKA
- [1] K. Kurniawan, “TANTANGAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH PELAKU USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH : STUDI PADA UMKM DI KOTA MOJOKERTO,” Bussman Journal : Indonesian Journal of Business and Management, vol. 4, no. 3, Jan 2025, doi: 10.53363/buss.v4i3.315.
- [2] J. D. Kirkpatrick dan W. K. Kirkpatrick, Kirkpatrick’s four levels of training evaluation. Association for Talent Development, 2016.
- [3] D. L. Stufflebeam, “CIPP evaluation model checklist,” 2007.
- [4] P. P. Kuantitatif, “Metode penelitian kunatitatif kualitatif dan R&D,” Alfabeta, Bandung, 2016.
- [5] U. Sekaran dan R. Bougie, Research methods for business: A skill building approach. john wiley & sons, 2016.
- [6] J. W. Creswell dan J. D. Creswell, Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications, 2017.